Setelah Mandela dan Soekarno ,Pelukis Cantik Ini,Kini dapat Orderan Melukis 23 Wali Kota Bandung
Zahrah dan karyanya |
"Kang Emil meminta saya juga melukis dia dan istrinya, dan seluruh wali kota Bandung sejak jaman Belanda. Saya enggak percaya, ini amanah besar," ujar gadis keturunan Arab ini dengan mata berbinar saat berbincang di rumahnya, Jalan Cigadung.
Berdasarkan penelurusannya, kata dia, ada 23 wajah wali kota yang harus ia lukis. "Saya sekarang masih kebingungan mencari referensi foto mereka, apalagi yang jaman Belanda dulu. Kalaupun ada warnanya hitam putih," tuturnya.
Menurutnya foto hitam putih, lebih sulit digambarnya dibandingkan foto berwarna. Seperti yang ia alami saat melukis wajah Soekarno untuk KAA. Mahasiswi seni murni di Glasgow School of Art di Inggris ini, terpaksa mengambil referensi warna kulit dari foto Presiden Jokowi saat melukis Soekarno.
"Lebih sulit lagi kalau melukis dari foto lukisan hasil karya orang lain. Wah itu enggak bisa, karena kan pasti sudah beda dengan foto aslinya," ujar gadis berhidung bangir ini.
Untuk proyek melukis 23 wali kota itu, ditargetkan selesai akhir Juli nanti. "Ya mudah-mudahan selesai pada waktunya," katanya. Lalu September, rencananya ia akan meneruskan kuliah yang belum sempat ia jalani, karena terkendala dana. "Saya cuti satu tahun," ungkapnya.
Lebih lanjut, Zahrah mengaku tak percaya lukisan crayonnya diapresiasi oleh orang lain. Pada awalnya ia mengaku tak merasa 'istimewa' dengan lukisannya itu. Namun pandangannya berubah saat bertemu dengan Emil.
"Kang Emil bilang, ini bisa jadi ciri khas kamu. Dipikir-pikir iya juga ya. Saya enggak tahu, apa ada pelukis lainnya yang suka pakai crayon," ujar cucu Ibrahim Ajie, Mantan Pangdam III Siliwangi jaman Presiden Soekarno ini.
Saat ditemui di rumahnya, gadis yang juga pintar memasak ini, sempat memperlihatkan beberapa karyanya yang sedang dikerjakan. Ada dua lukisan wajah Emil yang belum beres. Tak hanya itu, ia juga memperlihatkan karyanya lukisan crayon wajah perempuan tua yang disukai Emil.
Zahrah dan karyanya |
No comments:
Post a Comment